Sabtu, 15 Mei 2021

Mendalami Puisi: Idul Fitri Karya Sutardji Calzoum Bachri

 

Mengisi kekosongan pada saat meyambut hari raya, mari kita mendalami puisi karya Sutardji Calzoum Bachri dengan judul Idul Fitri. Dilihat dari judulnya sudah pasti puisi ini tentang kemeriahan hari raya idul fitri, namun dapat juga digambarkan sebagai kesucian kefitrahan pada hari yang meriah dimana orang-orang bermaaf-maafan.

Saat kita membaca seluruh puisi tersebut makak kita diberikan sebuah suguhan berupa muhasabah diri kepada Tuhan. Sutardji membuat tokoh aku sebagai sosok yang menyesali perbuatan-perbuatannya di masa lampau yang kemudian ia ingin bertaubat agar kembali ke jalan yang benar. Selain penggambaran mengenai penyesalan tokoh, beliau juga menggambarkan bagaimana kasih sayang Tuhan kepada hambanya.

Kita coba lihat pada bait pertama dimana kita disuguhkan dengan perenungan seorang hamba yang memiliki dosa-dosa yang diperbuat. Karenanya dosa-dosa itu akan ditebus dengan cara menunaikan segala perintah Tuhan. Ketika kita memasuki bulan Ramadhan, maka kita akan memanfaatkan segala kesempatannya dalam momen suci yaitu ibadah Puasa di bulan Ramadhan dan ibadah lainnya sejak pagi hingga pagi lagi. Hal ini dapat kita lihat pada bait dibawah ini.

Lihatlah

Pedang tobat ini menebas-nebas hati

Dari masa lampau yang lalai dan sia

Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,

Telah kutegakkan sholat malam

Telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang

Telah kuhamparkan sajadah

Yang tak hanya nuju ka’bah

Tapi ikhlas mencapai hati dan darah

Dan di malam-malam Lailatul Qodar akupun menunggu

Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya

            Kita lanjut pada bait kedua dimana kita diberikan sebuah gambaran bentuk kerinduan dari seorang Hamba kepada Tuhannya. Beliau mengungkapkan tokoh aku juga tidak pernah merasa lelah dalam menanti kemustajabahan Tuhan. Tidak hanya itu beliau juga menggambarkan bahwa ia tidak lelah dalam mengharapkan kehadiran sosok Tuhan sehingga tidak pernah melalaikan segala perintahNya.

Maka aku girang-girangkan hatiku

Aku bilang:

Tardji rindu kau wudhukan setiap malam

Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang

Namun si bandel Tardji ini sekali merindu

Takkan pernah melupa

Takkan kulupa janji-Nya

Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab cinta

Maka walau tak jumpa denganNya

Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini

Semakin mendekatkan aku padaNya

Dan semakin dekat

Semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa

Kini kita lihat pada bait ketiga dimana telah disuguhkan oleh penyair tentang kesesalan seorang tokoh aku atas segala perbuatannya dimasa lampau yang kelam dan ia meminta tlong pada Tuhan agar tidak kembali ke masa lampau yang gelap agar ingin mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Hal ini dapat kita lihat pada bait ketiga di bawah ini.

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini

Ngebut

Di jalan lurus

Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoar

Tempat usia lalaiku meneggak arak di warung dunia

Kini biarkan aku menenggak marak cahayaMu

Di ujung sisa usia

O usia lalai yang berkepanjangan

Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus

Tuhan jangan kau depakkan aku lagi ke trotoar

Tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia

Bait terakhir yaitu bait keempat ini menggambarkan tentang sosok aku yang telah mencapai puncak atau ujung dari kemenangan dengan arti tokoh aku merasakah kefitrahannya yang sesungguhnya. Pada hari raya, seluruh umat muslim berbahagia dengan meyakinkan dirinya untuk melangkah menjadi lebih baik, melapanbgkan hatinya dengan kekusyukan salat Idul Fitri.

Maka pagi ini

Kukenakan zirah La Illaha IllAllah

Aku pakai sepatu sirathal mustaqim

Aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id

Aku bawa masjid dalam diriku          

Kuhamparkan di lapangan

Kutegakkan sholat

Dan kurayakan kelahiran kembali disana

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dialetika Dalam Lima Cerpen Karya Shoim Anwar Sebagai Kritik Pemerintah di Masa Kini

       Mungkin akhir-akhir ini kita sering melihat berita-berita yang menyiarkan kabar mengenai kritik tajam terhadap pemerintah. Salah satu...